Tradisi seserahan
dalam pernikahan betawi memang
tidak bisa di pisahkan dari dodol dan roti buaya serta sejumlah penganan lainnya , kedua jenis makanan ini mempunyai makna
tersendiri sebagai lambang kebersamaan
dan kesetiaan pada pasangan.
penganan dodol diyakini telah
ada sekitar tahun 1852 dan yang di bawa oleh suku luzon filipina
yang bermigrasi kebeberapa negara
termasuk indonesia pada masa itu beberapa negara seperti Malaysia, singapura ,
india serta srilanka menjadikan dodol
sebagai menu wajib di acara
adat dan hari besar seperti idulfitri dan idul adha .
kemudian berkembang dari generasi kegenerasi hingga saat ini dan menjadi
sajian panganan pada hari besar seperti idul fitri dan idul adha dan acara adat betawi lainnya,
salah satu pengusaha dodol yang sudah cukup lama adalah hajjah masyitah atau lebih dikenal dengan mak mamas ini merupakan generasi kedua penerus resep sang mertua, yang kini sudah hampir
setengah abad
berdagang
dodol betawi di jalan batu ampar condet jakarta timur istri dari almarhum abdullah bin ali alhadad memiliki enam anak ini sempat gagal beberapa tahun,
dan akhirnya berhasil namun sebelum serius membuat dodol ia sempat
berdagang nasi dan asinan betawi yang hingga kini masih bertahan dan laku, ketenaran dodol mak mamas sudah tidak
diragukan lagi sejumlah artis pun sempat berkunjung ketempatnya termasuk mantan gubenur jakarta fauzi bowo pun
pernah ikut ngaduk dodol disini
di usianya yng ketuju puluh mak mamas masih mengontrol sendiri kualitasnya .
0 komentar:
Posting Komentar